Kadang kita tidak benar-benar sudah melepaskan. Entah itu rasa, kejadian, pengkhianatan, kejatuhan, penolakan, dan lain sebagainya. Kita tau bahwa kita harusnya mengikhlaskan semuanya, tapi kita masih belum bisa melakukannya. Kita masih tidak benar-benar sudah memaknai...
Hai. Aku tau kita sudah lama tidak berbicara lagi atau saling menemui. Pilihan kita bersama, tidak apa. Sesuatu terjadi dan harus kita maklumi yang terlanjur terjadi. Apa kamu baik-baik saja? Masih kadang tiba-tiba kulitmu membiru meski tidak terantuk apa-apa...
Aku kangen kamu, kadang-kadang. Cukup boncengan berdua, entah ke Parangtritis atau Prambanan. Menikmati gak hanya tujuannya tapi juga perjalanannya. Mungkin aku menikmati itu karena teman perjalanannya adalah kamu, entah kalau lainnya. Kangen suasananya, naik motornya,...
Orang yang membicarakan orang lain saat bersamamu, juga membicarakanmu saat kamu tidak ada. Jangan membicarakan orang lain saat bersamanya. Orang sering tidak nyaman kalau kamu berbeda, jadinya inginnya kamu sama seperti mereka. Mereka lupa, kalau mereka pun tidak bisa...
Kadang aku ingin kita duduk berdua, sebentar saja. Tidak perlu berbicara banyak. Tidak perlu aku berusaha membuatmu nyaman atau bahagia. Biasa saja. Seperti dua teman lama yang tidak pernah canggung meski sudah lama tidak bertatap muka. Mungkin ada kesempatan untuk 'membacamu'....
Mungkin, aku tidak mengerti apa maumu dan kamu tidak memahami apa inginku. Di sinilah mungkin kita sering tidak menemukan titik temu. Kamu tidak mengerti kalau aku hanya ingin ada kabar, sekecil apapun itu. Aku tidak akan curiga, tidak akan memberondongmu dengan belasan...
Kamu pernah(?), melihatnya, merasakannya, ingin mengatakannya, tapi tidak bisa mengeluarkan suara apa-apa? Kamu pernah(?), berharap kalau bisa menghentikan waktu dan mengulangnya kembali? Berharap kalau semuanya hanya mimpi? Kamu pernah(?), menyesali apa saja yang terlanjur...
Kadang aku kangen kamu. Kangen meluangkan waktu bersama, berdua. Ngobrol sekonyol-konyolnya, atau bermain tebak-tebakan dari yang jelas sampai yang tidak jelas juntrungannya. Itu yang membuatku tidak bisa lupa. Bagaimana kamu bisa membuatku nyaman tanpa membutuhkan perjuangan....
Aku ingat ketika kamu memasuki ruangan, dan aku seperti... pernah merasa bahwa semua pandangan seolah menyempit pada satu titik? Mungkin seperti itu. Selalu seperti itu setiap hari Rabu. And there. Look at you. Berjalan dengan percaya diri, tersenyum menyapa teman-temanmu...
Aku tidak akan membencimu. Tetapi, juga tidak berarti aku akan melupakan semua luka yang kamu berikan kepadaku. Aku akan menyimpannya. Semuanya. Untuk mengingatkan bahwa kamulah yang tidak pantas untukku, bukan aku. Untuk penanda ada luka di sana, dan aku tidak boleh mengalaminya...
Aku 'tahu' kamu akan pergi, aku hanya tidak tahu akan secepat ini. Dari awal, aku sudah ikhlas. Bukan saat kamu memutuskan pergi, tapi justru sejak awal kamu datang dan mengajakku berpasangan. O, bahkan saat awal berkenalan. Mungkin karena aku sudah belajar dari pengalaman,...
“Dia bukan siapa-siapa. Teman biasa. Jangan curigaan, ah!” katamu. Ya, aku tau. Aku tahu ceritamu dan dia. Kalian bersahabat sejak SMA. Aku tau. Tidak ada cinta. Aku tau. Tau kalau selalu itu yang kamu ceritakan kepadaku. Aku hanya mau tanya. Bagaimana kamu...
Teman kita pernah bercerita. Ada dua orang yang selalu tidak sabar menunggu pagi. Keduanya, ingin terus bertemu lagi, untuk saling mengagumi. Merasakan hangatnya percakapan, merasakan bagaimana ternyata seseorang bisa membenci malam karena itu artinya perpisahan. Menyenangkan....
Kalau ada yang bertanya apa 100 hal yang bisa membuatku bahagia, aku bisa menjawab kamu seratus-seratusnya. ...
Aku menuntutmu mencintaiku seolah-olah belum pernah ada yang menyakitimu. Lepaskan luka-lukamu yang dulu, lepaskan bahagiamu yang dulu. Kamu sudah bersamaku, bukan bersama masa lalumu. Jadi, jangan mencintai orang yang baru dengan hati lamamu. Aku menuntutmu untuk memberikan...
Tidak ada lagi yang sama. Tempat yang biasa kita datangi, warung mi ayam langganan kita, atau kacang rebus pinggir jalan di pojok perempatan dekat pos polisi. Rasanya sama, tetapi tetap suasananya berbeda. Dulu, kalau ada kamu, aku menikmati setiap detiknya. Sekarang,...
Dua tahun mengenalmu, membuatku hafal dengan kebiasaanmu. Yang selalu menambah satu air mineral kalau memesan minuman apa pun. Katamu, yang manis untuk nongkrong sama aku, yang air mineral untuk hausmu. Yang selalu geleng-geleng kepala setiap aku memborong buku atau...
Kadang-kadang, aku kangen kamu. Kangen ketika kita sering ngobrol dan tertawa dulu. Kangen ketika kita berdua duduk berhadapan dengan secangkir kopi Lampung hitam di mejaku dan secangkir teh melati di mejamu. Kangen menemanimu bercerita seolah sebuah kamus humor berjalan...
Ta, bukan jarak yang membuat kita terasa jauh, tetapi karena kita tidak saling berbicara. Maksudku, benar-benar berbicara. Bukan sekadar, “Kamu lagi apa?”, atau menceritakan apa yang hari ini kamu atau aku lakukan. Tetapi, apakah hatimu berubah? Apakah di sana kamu...
Kita tidak akan berbicara tentang bagaimana kamu mematahkan hatiku, atau bagaimana lelahnya aku untuk berusaha melepaskanmu setelah itu. Itu tekadku hari ini. Aku tidak mau membahasnya. Biar aku yang merasakannya, dan menyimpannya. Karena seberapapun aku menjelaskannya, kalau...
1. Kamu tahu tidak ada gunanya di sini, bersama orang yang sudah tidak sama lagi. Kamu hanya takut untuk pergi. 2. Awalnya membanding-bandingkan, lalu mencari kekurangan biar ada alasan melepaskan. 3. Yang dilepaskan kan perasaannya, bukan silaturahimnya. 4. Aku cemburu,...
Bapak tua di depan kami bukanlah siapa-siapa. Waktu itu kami hanya mampir di sebuah warung remang-remang kecil di tengah perjalanan ke Wonosari dari Yogya. Pada saat kami datang, dia sudah duduk di sana. Berceloteh apa saja. Kata pemilik warung, namanya Yanto, dan meminta...
1. Kalau memang niatnya mau jatuh cinta lagi, ya hatimu jangan ditinggal di masa lalu. 2. Berjuang itu bersama-sama, bukan satu orang berjuang, satunya lagi menunggu hasilnya. 3. Ngarepnya menyenangkan, tidak sesuai kenyataannya tidak. 4. Kangennya sudah, nurunin ego...
Kita ini seperti sepasang, tanpa pernah benar-benar berduaan. Jika sudah ngobrol, it was more than fun. Kamu bisa menceritakan apa saja dan aku bisa mendengarnya kapan saja dan berapapun lamanya. Kata demi kata. Bagiku itu seperti menonton sebuah film epic yang...
Dengar, jangan lakukan apa-apa, jangan katakan apa-apa. Cukup baca dan pahami saja. Kamu tidak perlu membalasnya, tidak perlu juga terlalu memikirkannya. Kalau kamu butuh teman untuk bercerita, kamu punya emailku, punya sosial mediaku untuk membaginya. Aku pasti akan...
Rasanya berbeda setelah kamu tidak ada. Malam-malamnya, suasananya, apa saja. Karena hangat yang biasanya muncul begitu saja di dalam dada kapanpun kamu menyapa, kini tidak lagi muncul memanjakan mata. Hanya ada bayanganmu di kepalaku yang tidak bisa kulupa. Rasanya...
Aku tidak pernah lupa. Aku tidak pernah lupa bagaimana menyenangkannya ketika kita tidak melakukan apa-apa, selain berbincang saja. Entah apa pun temanya, aku menikmatinya. Dari yang paling ringan tentang buku, film, sampai hal berat seperti politik dan negara....
1. Pelan-pelan saja melepaskannya, tapi konsisten. Bukan berkali-kali nengok ke belakang. 2. Kamu terlalu berani terus mengingat, terlalu takut melepas kenangan yang terlanjur kamu ikat. 3. Kamu tidak bisa ke mana-mana kalau hanya memikirkan masa lalumu saja. 4. Kalau...
Ya, aku tahu. Kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Ya, aku juga tahu. Sebenarnya sudah bukan waktunya lagi aku berbicara mengenai cinta, rindu, atau apa pun yang berkaitan dengan itu. Tapi, Fey. Kadang-kadang aku memang kangen kamu. Kangen obrolan kita. Kangen meluangkan...
Sebenarnya aku ingin mengatakan, boleh saja pergi, tapi jangan lupa kembali. Tetapi tidak kamu dengarkan. Kesempatan yang aku berikan malah membuatmu lupa pulang. Mungkin aku kurang berhati-hati. Atau mungkin kamu yang memang berniat pergi. Kalau yang terakhir itu,...
1. Luka ada untuk membuat kita belajar, bukan meratapinya dan membuat diri kita sendiri jatuh sampai dasar. 2. Rasa sakit kadang tidak bisa dihindari, tapi menderita lebih lama atau bangun secepatnya itu kadang pilihan kita sendiri. 3. "Can you tell me how to...
Kali ini saya tidak menulis fiksi dulu, jika boleh. Ada yang pernah memiliki book of dreams? Saya punya. Meski tidak dalam buku, tetapi dalam file dokumen di Word. Ada sekitar 73 mimpi di sana. InsyaAllah tidak akan berubah, tetapi boleh bertambah. Ini untuk mengingatkan...
Kalau suatu hari kamu bertanya apa yang paling bisa membuatku bahagia, aku akan menjawab, "Kamu saja."* -------------...
Kalau kamu menua nanti. Dengan keriput di hampir seluruh kulitmu dan sudah tak lagi punya gigi. Dengan aku menuntunmu atau kamu menuntunku karena salah satu dari kita sudah tidak lagi mampu sempurna melangkahkan kaki. Dengan seharian meluangkan waktu hanya ngobrol, nonton...
Kata orang, jangan beri semuanya kalau sedang jatuh cinta. Sisakan ruang di hati untuk dirimu sendiri. Agar tidak habis kalau dia pergi. Agar masih ada kesempatan untuk jatuh cinta kembali. Aku sudah mencobanya, tetapi kalau denganmu, aku tidak pernah bisa memberi sebagian...
1. Yang benar-benar bersamamu lebih penting daripada 'pasangan yang kamu inginkan dalam imajinasimu'. 2. Pada akhirnya, cinta akan mengerti ke mana dia harus menitipkan hati. 3. Kita akan selalu berbeda, tidak bisa sama. Tetapi cinta akan membuat kita (seharusnya) bisa...
Pernah merasa selalu berusaha menarik perhatian seseorang dan sudah mencoba berbagai cara, tetapi semuanya tetap sia-sia? Pernah merasa kangen sekangen-kangennya sampai tidak berani mengatakannya karena takut yang dikangenin tidak merasakan hal yang sama? Pernah merasa...
Yang, ini lucu sekali. Kamu yang kulukai, tapi sekarang ini aku yang sangat merasa menyesal sekali. Kamulah yang selalu mampu membuat jantungku berdetak lebih kencang. Dulu. Kamulah yang selalu mampu membuat senyumku muncul begitu saja kapan pun mataku menangkapmu. Kamulah...