Ketika kamu terlalu berat hati untuk melepasnya pergi,
Ketika kepalamu terasa terbebani karena memikirkan dia malah membuatmu nyeri,
Ketika beban itu kemudian meluap ke matamu untuk menjadi tangis, tapi  kamu ingin menyembunyikan tangismu itu,
Kemari, dan ambil bahuku.


Karena aku di sini. Tetap di sini. Selalu di sini.
Mungkin memang aku dilahirkan untuk itu. 
Untuk menyediakan bahu dan waktuku kapanpun kamu membutuhkanku.


Lalu terus berharap suatu hari nanti, 
kamu bisa mencintaiku seperti aku mencintaimu.


*****
Ini surat yang ke-31 yang kutulis untukmu. Menumpuk jadi satu di salah satu kotak di kamarku. Tidak akan pernah surat-surat itu terkirim kepadamu. Semuanya masih tanpa nama tujuan, tanpa alamat pengirim, tanpa perangko.

Tapi itu semua tentangmu.


Categories:

10 Responses so far.

  1. Riu is me says:

    kenapa selalu saja postinganmu ngena kepadaku ya? brasa banget kalo aku ngalaminj hal yg serupa.
    aaaaargh, bisa gila nih...

  2. Hehehe. Gak tahu bro. :D

  3. selalu kesini ngebuat feel hayut terus sama ceritanya... huaaaa kakak :(

  4. Araaa... Hikss.. Mau dong punya seseorang yg menyediakan bahunya untukku.. Tp ga mau patah hatinya.. Hehe..

  5. Jika akhirnya dia ttp tdk mencintaiku, seperti aku mencintainya..setidaknya aku sudah berusaha. Love with no action is nonsense..

  6. Chici says:

    Boleh pinjem bahunya mas? Hihihi... :p