Ternyata itu benar-benar kamu.

Sebenarnya aku ingin mendekat lalu bertanya apa kabar, tapi mungkin akan terkesan janggal dan formal. Jadi, sebaiknya aku tidak menanyakan itu. Sebagai gantinya, aku ingin menanyakan apa kabar hatiku? Yang masih kamu simpan sejak dulu? Tapi itu mungkin juga pertanyaan yang keterlaluan karena aku baru saja melihatmu setelah dua tahun lalu.


Jadi aku memutuskan diam saja sambil memandangimu. Berharap kamu akan melihatku, tersenyum, lalu ... ah apa saja. Asal ada kesempatan untuk saling menyapa. Lalu aku bisa mendekatimu sambil berkata, "Kalau-kalau kamu lupa, ini aku, yang dulu mencintaimu."

Tapi tidak terjadi apa-apa. Kamu tidak melihatku dan aku tidak berani mendekatimu. Karena kemudian aku melihat seorang anak kecil berlari mendekatimu lalu menciumimu. Di belakangnya, seorang lelaki juga datang lalu melingkarkan tangannya di pinggangmu.

Aku tersenyum saja. Sekarang, aku justru berharap kamu tidak melihatku.

Categories:

14 Responses so far.

  1. Septi Ika says:

    uuuuuh :(

    aku selalu bingung mau komen apa, ceritanya selalu bagus mas. haha

  2. Uswah says:

    duh kasiaan.. hiks hiks..

  3. Unknown says:

    No coment kak..
    Hehehe

  4. Unknown says:

    Yupz bener diam aja kak... salam kenal

  5. Anonim says:
    Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
  6. Informasi yang bermanfaat sekali, terimakasih, semoga sukses selalu!

  7. saya nangis masa-_- sewaktu baca.
    JLEB banget mas Ara . :'(

  8. Ini bagus banget mas Ara , sederhana tapi bermakna ,
    Bukan cuma ini , tapi semua tulisanmu di Blog~~
    Ahh. Aku suka bagaimana kamu merangkai kata demi kata.

  9. terimakasih atas informasinya, sangat bermanfaat

  10. terima kasih banyak buat infonya nih... semoga bermanfaat

  11. terima kasih banyak buat infonya nih... semoga bermanfaat

  12. Unknown says:

    Tak sengaja bertemu sang mantan di sebuah jalan