Dengar, jangan lakukan apa-apa, jangan katakan apa-apa. Cukup baca dan pahami saja. Kamu tidak perlu membalasnya, tidak perlu juga terlalu memikirkannya.

Kalau kamu butuh teman untuk bercerita, kamu punya emailku, punya sosial mediaku untuk membaginya. Aku pasti akan membalasnya secepat aku bisa.

Kalau kamu butuh bahuku, selama memungkinkan aku juga bisa mengusahakan untuk ke sana. Bahuku untukmu kapan saja. Untuk bersandar ketika kamu lelah dengan dunia, atau untuk sekadar menyandarkan bahagia agar tidak berlebihan dalam menanggapinya. Mungkin tidak seberapa, tapi kadang hanya itu yang aku punya untuk bisa melihatmu kembali tertawa seperti biasanya.


Kalau kamu butuh nasehat, aku juga di sini, selalu di sini. Bukan untuk menunggumu kembali, bukan untuk membuatmu jatuh hati. Aku di sini hanya untuk sementara, ketika kamu membutuhkan, bukan untuk menetap selamanya. Aku tidak berharap lebih, karena kamu pasti juga tidak bisa memberikan lebih. Keadaan yang memang harus kita terima.


Kalau kamu ingin bantuanku, apa saja, katakan saja. Aku sediakan waktu dan pikiranku sebanyak aku bisa. Kalau tidak banyak membantu, setidaknya aku tetap ingin memastikan kalau kamu baik-baik saja.

Kalau kamu merasa sepi, seharusnya itu tidak perlu. Karena kamu harus tahu, aku memperhatikanmu. Bukan sebagai stalker, hanya sebagai seseorang yang ingin menjagamu. Aku tidak akan menyapamu, tidak akan melambaikan tangan, tidak akan menghubungimu. Selama kamu baik-baik saja, itu sudah cukup. Kamu tidak pernah sendiri, karena ada aku yang terlalu sering memikirkanmu. Tetapi, jangan memintaku berhenti melakukannya, karena itu terjadi begitu saja.

Kalau dia melukaimu, aku di sini. Katakan saja, biar kita bahas penyelesaiannya. Jangan khawatir aku akan memukulnya atau melabraknya. Kamu tahu aku tidak akan melakukannya. Bukan karena aku takut, aku hanya tidak mau keadaan justru bertambah buruk.

Kalau dia mengecewakanmu, berbagilah denganku. Aku tidak akan memengaruhimu untuk menjauhinya, aku justru akan membuatmu lebih mengenalnya. Siapa tahu harapanmu yang terlalu tinggi tentangnya, jadi kalau kamu kecewa, bukan salah dia.

Kalau kamu sedang bertengkar dengannya, kemari, bagikan kepadaku amarahnya. Katakan semua yang buruk-buruk tentangnya. Aku akan sediakan telingaku sepanjang kamu membutuhkannya. Kalau kamu sudah selesai merutuk, gantian kamu harus mendengarku. Aku akan bertanya tentang kebaikan-kebaikannya, dan kamu harus menjelaskannya. Kemudian aku akan memintamu fokus dengan hal itu, dan aku harap kamu mau menurutinya.

Kadang-kadang, ketika kita sudah bersama seseorang, kita harus bisa menerima bahwa tidak selalu segala sesuatunya seperti keinginan kita. Ingat, itu sudah 'kita' bukan lagi 'aku saja'.


Kamu tidak perlu bertanya kenapa aku menuliskan ini, kenapa aku mau melakukan semua yang aku tuliskan ini. Tetapi, percayalah kalau aku memang bersedia melakukannya, sepanjang itu tentang kamu. Selama tentang kamu.

Dan kalau kemudian kamu bisa kembali baik-baik saja setelah melakukan semua yang kutulis di sana, kamu boleh kembali lagi kepadanya.

Itu saja.


















------

Oya, jangan pernah bertanya cintaku sebesar apa, karena jelas lebih besar dari yang kamu punya.

Categories:

6 Responses so far.

  1. Unknown says:

    Nyesek bangett tulisannyaaa. Ada orang yg bs mikir kek gini dimana sih kaaakkk:')

  2. Syukaaa.. sekali..
    ini rasanya nendang sekali

  3. nyeeessss :')
    selama tentang kamu.. selama kamu baik-baik saja.. :')

  4. Semoga dia baik baik disana
    Jaga dia peluk dia maafkan semua salahnya jangan biarkan dia keluar dari jalanMU ya robb

  5. Anonim says:

    Saya bangettt

  6. Unknown says:

    "kenapa" bentuk bakunya "mengapa", namun karya seni itu bebas. Tulisan yang luar biasa.