Rasanya berbeda setelah kamu tidak ada. Malam-malamnya, suasananya, apa saja. Karena hangat yang biasanya muncul begitu saja di dalam dada kapanpun kamu menyapa, kini tidak lagi muncul memanjakan mata. Hanya ada bayanganmu di kepalaku yang tidak bisa kulupa. 

Rasanya tidak lagi sama meski aku pun masih baik-baik saja. Aku masih bisa makan ayam goreng kremes kesukaanku, teh melati hangat, atau membaca buku. Masih bisa berjalan-jalan ke mall, menonton film, atau ke pantai yang aku suka. Masih bisa bekerja dan bersenang-senang. Tetapi pasti lebih menyenangkan kalau kamu masih ada.

Karena setiap rasa yang dulu kamu beri, mengendap di sini. Bersama setiap 'Selamat pagi, kamu!' yang tidak pernah absen dari layar hpku setiap pagi. Bersama juga senyumanmu yang bisa tiba-tiba muncul begitu saja dan mewarnai hari. Dan juga bersama scene terakhir yang kutangkap ketika pada suatu malam kamu memutuskan untuk pergi.

Aku tahu itu akan datang. Hanya saja cintaku terlalu membutakan. Aku menyadari itu ketika 'Selamat pagi, kamu!'-mu mulai tidak ada lagi. Aku menyadari itu ketika kapan pun aku meminta bertemu, kamu selalu mencari alasan untuk menghindari. Aku menyadari itu ketika kapanpun aku meneleponmu, kamu malas-malasan menjawabnya, dan kemudian dengan cepat menutupnya lagi. Tetapi itu tadi, cintaku terlalu membutakan. Sampai hal yang harusnya kusadari, aku tutupi sendiri.

Sekarang, aku merasakan kehilangan yang seharusnya sejak dulu sudah kuantisipasi. Meratapi alasan-alasan yang kubuat ketika 'pelan-pelan menghindarmu' aku tutupi. 

Tetapi mungkin bila nanti, pada akhirnya aku sanggup mengusir rasa yang sebelumnya tak mau pergi, membunuh rinduku sampai tak berani muncul lagi, aku akan kembali. Kembali menemuimu dengan berani dan tersenyum lagi.

Tapi tidak sekarang. Sekarang rasa itu belum sanggup aku lepaskan. Aku masih sering tiba-tiba teringat kamu ketika terbangun di tengah malam. Aku masih sering tiba-tiba melamunkanmu dengan perasaan tidak karuan. Aku masih sering membayangkan kalau tiba-tiba teleponku berbunyi, darimu, untuk permintaan maafmu. Atau tiba-tiba kamu muncul ketika aku pulang, berlutut, menyesal, sambil membawa bunga dan mengajakku kembali. 

Jatuh cinta seperti dulu lagi.

Tetapi seperti biasa, harapan hanya bermakna dua. Yang tepat memberi semangat, yang tidak tepat malah melukai dengan sangat. 

Kamu termasuk harapan yang kedua. Selalu berhasil membuatku terluka.


Mungkin bila nanti aku sudah bisa melepaskan semua (karena memang sudah waktunya), aku akan menemuimu sambil tersenyum dan tertawa lebar seperti biasa, seperti saat belum ada 'kita'. Jadi kalau suatu hari kita bertemu lagi, dan aku sudah bercanda dan tertawa seperti biasa, kemungkinannya cuma dua: 

Kalau waktunya dekat, berarti aku sedang berpura-pura, kalau waktunya sudah cukup lama dari sekarang berarti rasa itu memang sudah tidak ada. 

Aku sudah berhasil melepaskannya.


Categories:

15 Responses so far.

  1. post yang ini lagi pas banget sama suasana hati..

  2. Unknown says:

    suka sama semua tulisan diblog ini mas. kalau ada waktu pasti blog ini yang pertama kali dibuka :)udah lama jadi pembaca setia blog ini. sukses terus ya mas

  3. pas bgt nih :) sama suasana hati ku skg

  4. Septi Ika says:

    lamaaaaaaa banget ndak main ke sini, dan masih kaya dulu, selalu suka baca postingan mas Ara :D

  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
  6. nenghepi says:

    Nyess banget, mas Er :"

  7. Anonim says:

    Kena bangett!
    Pas bgt ma yg aku hadapi skrg.
    Mungkin bila nanti aku sudah bisa melepaskan semua.....

  8. Joel Alta says:

    Sayah hadir Mas... selalu saya pantau blog mas ini... Enak dibaca, menambah khazanah bahasa dalam menulis... pokknya saya suka.

  9. Unknown says:

    ini pas banget buat aku untuknya

  10. Anonim says:

    Pas banget :')

  11. Anonim says:

    Kadang kepengen deh mas kisah hidupku dijadikan bahan tulisannya mas... Kepengen mengungakapkannya dengan bahasa secerdas mas menuliskan...

  12. salah satu motivasi untuk menulis adalah membaca cerita-cerita namarapuccino. bisa mampir juga melihat tulisan saya purbajung.blogspot.com