Aku adalah puisi, katanya. Tempat dia menempatkan rindunya.
Aku adalah lirik lagu, katanya lagi. Tempat dia menyamarkan kata "Mencintaimu" secara sembunyi-sembunyi.
Aku adalah doa, katanya. Tempat dia sering mengucapkan nama setelah nama orang tuanya.
Aku adalah bahagia baru, katanya. Berbentuk api hangat yang selalu bisa menghanguskan luka lama.
"Aku bahagianya," katanya. "Tidak perlu selalu membuatku tertawa, cukup di sini saja. Selalu ada."
Aku adalah lirik lagu, katanya lagi. Tempat dia menyamarkan kata "Mencintaimu" secara sembunyi-sembunyi.
Aku adalah doa, katanya. Tempat dia sering mengucapkan nama setelah nama orang tuanya.
Aku adalah bahagia baru, katanya. Berbentuk api hangat yang selalu bisa menghanguskan luka lama.
"Aku bahagianya," katanya. "Tidak perlu selalu membuatku tertawa, cukup di sini saja. Selalu ada."
suka yang bagian terakhir
"Aku bahagianya," katanya. "Tidak perlu selalu membuatku tertawa, cukup di sini saja. Selalu ada."
arrrrghhh...manis banget...
pengen nanti ada yang bilang gitu tentang aku..hehe :)
kamu memang membuatnya bahagia :)
so so so lomantisss
Selalu ada yang bikin aku tertawa setiap membacanya.
emang iya ya... selalu itu rasa dan alasannya. :)
"Selalu ada." Hm :))
Wah seperti terbang kelangit rasanya! XD