Tau



“Dia bukan siapa-siapa. Teman biasa. Jangan curigaan, ah!” katamu.

Ya, aku tau. Aku tahu ceritamu dan dia. Kalian bersahabat sejak SMA. Aku tau. Tidak ada cinta. Aku tau. Tau kalau selalu itu yang kamu ceritakan kepadaku.

Aku hanya mau tanya. Bagaimana kamu akan menjelaskan senyummu yang bisa otomatis muncul begitu saja ketika tidak sengaja bertemu dengannya? Bagaimana kamu akan menjelaskan kecepatanmu yang dengan segera menjawab telepon atau WA-nya? Bagaimana kamu akan menjelaskan betapa sering dengan tidak sengaja kamu bisa tiba-tiba bercerita tentang dia dengan begitu semangatnya?

Ya, mungkin karena kalian sudah mengenal dan dekat begitu lama. Ya, tentu saja. Dua orang yang kenal dan sering bersama dalam waktu lama bisa sangat dekat dan tidak akan lupa. Baiklah, mungkin memang seperti itu.

Aku menenangkan hatiku dengan cara itu.

Tetapi, itu dulu.

Lalu pada suatu acara reuni kalian, dia membacakan puisi. Ketika namanya dipanggil, kamu mungkin tidak tahu aku memperhatikanmu. Kamu terlalu fokus pada senyum dan berbinarnya matamu mengikuti langkahnya ke panggung. Dan ketika dia membacakan puisi, kamu lupa segalanya. Lupa kalau ada aku di sana, di sampingmu, memperhatikanmu yang matamu seperti lengket kepadanya dan senyummu seperti default kalau ada dia di jangkauan mata.

Kamu mencintainya. Masih mencintainya. Tidak pernah tidak. Aku tau. Semua terlihat terlalu jelas dari cara kamu melihatnya. Tidak ada orang yang bisa menyembunyikan cinta sebesar itu di matanya.
Aku tidak tahu harus bersedih atau lega karena akhirnya kecurigaanku memang nyata.

Kalau cinta itu masih penuh dengan dia, aku kamu sisakan berapa?

Oya, kapan kamu bisa menerima kenyataan kalau dia sudah menikah dengan seseorang?






------------------------

*Sengaja menuliskan kata ‘tau’ yang sebenarnya EYD nya adalah ‘tahu’. Untuk kali ini, karena judulnya akan ambigu jika ditulis ‘Aku tahu’. Orang mungkin akan berpikiran ‘kenapa kamu bukan tempe?’

Categories:

11 Responses so far.

  1. Nunuu says:

    Ah. Ada plot twist di catatan paling bawah hahaha

  2. Postingannya selalu keren.
    coba berkunjung ke tempat saya. semoga ada yang suka.
    https://goo.gl/IMMiFb
    thanks.

  3. Yang terakhir nyesek, "dia sudah meikah" :(

    Well, imho. Keterangan yang bawah seharusnya tidak ada. Hehe.

  4. HAPS DW says:

    "karena meski hati ini milikku, tapi aku juga nggak ngerti bagaimana mengarahkan hatiku. kepada siapa dia harus menuju."

    mungkin, seperti itu jawabanku.ketika awal paragraf, munculnya pertanyaan2mu, aku sudah dengan sangat tahu bahwa dia mencintai sahabatnya itu. dan, dia tidak berterus terang padamu, karena dia tidak ingin menyakitimu. sekaligus, itu adalah sangkalan yang dia tujukan untuk dirinya sendiri.

    kalau kamu tanya seperti pada paragraf terakhirmu, apa benar-benar kamu tidak tahu? sesungguhnya dia tahu. dia sangat tahu. kalo sahabatnya telah menikah. tapi, apa yang harus dia lakukan sementara hatinya selalu menghianati "tahu"nya itu.

    sekarang, aku bertanya balik padamu. apa kamu tahu kalau mungkin saja dia begitu tersiksa dengan hatinya yang tak mau berubah arah?

    too-immersed-to-the-3rd-character :D


  5. Aerr says:

    Aaa selalu suka sama tulisannya:))

  6. Nmayang says:

    Terasa kesindir bang :') ��

  7. "Aku kamu sisakan berapa?" Kalimat tanya yang cantik sekaligus pilu. Suka.

  8. Iya aku tahu. Tp aku bisa apa....

    #makjlebbanget

  9. Iya aku tahu. Tp aku bisa apa....

    #makjlebbanget