Aku bisa saja tetap ‘mengganggumu’ dengan pesan-pesan ‘Apa kabar?’ atau ‘Lagi apa?’-ku. Aku bisa juga meneleponmu hanya untuk mendengar suaramu dan membuatmu terbiasa dengan perbincangan-perbincangan kita maupun keberadaanku. Apapun selama aku bisa sekadar menyiratkan, “Hai! Aku di sini. Aku ada. Lihat aku.”

Aku bisa saja tetap berharap kalau suatu saat kamu akan memberikan bunga, mengatakan kalau kamu menyadari perasaanku dan kamu merasakan yang sama. Harapan yang tidak juga hilang meski sudah berusaha berulang kali kulupakan.

Aku bisa terus menganggap kamu yang terbaik untukku, tidak ada yang lain. Lalu mengabaikan orang-orang di sekelilingku. Mengabaikan kelebihan-kelebihan mereka karena aku hanya terfokus pada kelebihan-kelebihanmu. Kamu, dan hanya kamu. Seperti ada banyak lilin di suatu ruangan, tetapi hanya satu lilin yang aku perhatikan.

Aku bisa saja terus memikirkan cara bagaimana untuk mendapat perhatianmu, bagaimana agar kamu tahu di sini selalu ada aku, lalu terus berusaha sampai kamu bisa mengerti kalau aku tidak pernah beranjak pergi. 

Aku bisa saja tetap di sini, menunggu. 

Tetapi, seberapa lama pun aku menunggu, hasilnya akan sama saja kalau bahkan kamu saja tidak pernah berpikir tentangku.


Categories:

13 Responses so far.

  1. kenapa selalu pas dan menusuk hati :'(

  2. ima fatma says:

    Aku ingin menunggumu, tapi pantaskah kamu untuk ditunggu?
    Pernahkah kamu berpikir tentangku sebentar saja?

  3. Unknown says:

    pas bgt sama yang aku rasain saat ini

  4. Menunggulah untuk orang yang benar-benar datang.

  5. Unknown says:

    Ya allah.... mas namara :(

  6. dalam banget tulisannya

  7. Unknown says:

    ka izin copas ya ka

  8. udah lama ga kesini, eh udah disambut sm postingan yg begini :(

  9. Unknown says:

    Bener bgt mas.
    Smua yg qt usahakan sia-sia

  10. Aduhhh dari pada baper mending ber travel ria ajaa