Kita ini seperti sepasang, tanpa
pernah benar-benar berduaan.
Jika sudah ngobrol, it was more than fun. Kamu bisa menceritakan
apa saja dan aku bisa mendengarnya kapan saja dan berapapun lamanya. Kata demi
kata. Bagiku itu seperti menonton sebuah film epic yang mampu membuat kita terpaku dan menontonnya berkali-kali.
And then, there’s voices in my head, says, ‘Let's talk, and I will happy till the sky get dark’.
Kalau kamu sudah mulai menceritakan sesuatu yang lucu, aku akan
terbahak. Don’t you know that it's funny
how you can always make me laugh (or should I say happy?). Nobody can make me laugh like you did.
Rasanya lebih hangat di dalam sana, di dada. Karena aku juga melihat kamu
tertawa.
Itu menyenangkan. Kita, melakukan hal-hal
sederhana. Berbahagia di dalamnya. Tidak muluk-muluk. Tidak harus ke Bali, atau
belanja ke Singapore. Tidak harus ke Dufan atau ke menara Eiffel. Cukup seperti
ini saja. Ngobrol berdua, dengan kebegoan-kebegoan cerita di dalamnya. Tertawa
bersama, melakukan hal bodoh bersama. Karena bahagiaku memang selalu
sesederhana, 'apapun, selama bersamamu, aku bisa bahagia.'
Denganmu, aku tidak harus
berpura-pura. Tidak harus terlihat pintar, bijaksana, atau dewasa. Cukup
menjadi aku saja. Katamu, aku sudah menyenangkan. Tidak perlu menjadi yang
bukan aku sebenarnya. Selama itu adalah yang terbaik dari diriku sendiri,
berarti itulah aku yang sebenarnya. Kalimat yang tidak pernah bisa aku lupakan
dan tanpa kamu tahu, dari sana aku mulai bisa mencari tahu siapa aku sebenarnya. Di
situlah aku mulai jatuh cinta. (Apa
kamu mengetahuinya?)
Dan tiba-tiba, jatuh cinta tidak
lagi sebuah 'old crap' atau 'alay'. Something that i used to believe in. Its real. I fall in love when you
smile. I fall in love when you move your eyebrow up and down. I fall in love
when you just sit there and read a book. I fall in love when you close your
eyes, with your headphone and your lips mumbling making some voice of a song. I
fall in love with whatever you do.
I fall
ini love with you. Damn! I just know that 'falling in love' is real. Not a
myth, not a bullshit thing.
Sampai akhirnya, kalau ada yang bertanya, bahagia itu apa? Aku
ingin menjawab, "kamu." Satu kata itu saja. Satu saja. Itu sudah
menggambarkan segalanya. Tapi tidak ada yang pernah menanyakan itu, dan aku
khawatir tidak akan berani menjawab seperti itu. Jadi, aku aman.
Tentang cinta diam-diam itu, mereka sering
mengatakan, ‘Katakan saja!’. Ya, mudah mengatakannya, sulit mempraktekkannya. Karena
setiap kali aku mau mengatakannya, lalu melihat kamu tersenyum saja, nyaliku
rontok begitu saja. Bertanya-tanya risikonya. Kalau ternyata kamu tidak
memiliki perasaan yang sama, apa kita masih bisa seperti ini, sedekat ini?
Karena kalau tidak, lebih baik aku tidak mengatakannya. Biar seperti ini saja.
‘Cause I
love you without any 'terms and conditions'. Without you should love me back or
we have to be together eventually. It just love and love its all. It just me,
that can take anything as long as you happy.
Its
stupid, but i can take it.
But, in
the end, i know the risk. Kita akan selalu menyesali tidak hanya apa
yang terlanjur kita lakukan, tetapi juga apa yang tidak pernah berani kita
katakan atau lakukan. Dan, ya, aku menyesalinya. Menyesali kenapa aku dulu
tidak pernah mengatakannya.
Karena waktu berlalu, begitu juga
kesempatanku. Terlambat mengetahui kalau kamu pun dulu punya rasa yang sama
sepertiku. Sepertinya benar kata orang, hanya karena dua orang pada akhirnya tidak bersama, belum tentu keduanya tidak
pernah saling jatuh cinta.
Masih ingat yang aku katakan
kalau kita ini seperti sepasang? Ya, benar, ada kata 'seperti'. Hanya seperti. Tidak pernah
benar-benar sepasang, atau benar-benar berduaan berbagi gombalan.
Cinta di udara, katanya. Love is in the air. Mungkin karena itu
cinta tetap di udara, tidak benar-benar bersama kita. Karena pada kenyataannya, kita tidak
pernah benar-benar 'sepasang'. Hanya diberi kesempatan untuk memandang bintang
yang sama dari tempat yang berbeda. Bersyukur bahwa sejauh apa pun jaraknya,
kita bisa menikmati hal yang sama. Diberi kesempatan untuk merasakan cinta dan
membatin, alangkah menyenangkannya kalau kita bersama. Diberi kesempatan untuk
belajar melepaskan pada saat justru sedang merasa nyaman.
Mungkin Tuhan memang membuatnya
demikian, untuk mengajarkan kita tentang kebersamaan (dan mungkin keberanian?)
dan kenangan (mungkin termasuk melepaskan?). Karena pada akhirnya, love is
love and life is life. You can not guess what will happen next. You just have
to just accept it,and go with it. Kamu bersama seseorang yang memang untukmu,
dan aku pada akhirnya juga bersama seseorang yang memang untukku. Berbahagia
sendiri-sendiri dengan orang lain.
Tetap bisa bahagia, meski tidak bersama.
Kadang-kadang, aku ingin pada suatu hari kita
akan bertemu lagi. Kamu membaca buku
sambil mengayun-ngayunkan kakimu--mungkin sesekali minum sirup dingin di
mejamu, dan aku menikmati musik dari hpku. Bahkan tanpa kita berbicara, aku bisa bahagia
hanya berada di sana. Bersamamu, berdua. Kita, melakukan hal-hal sederhana dan berbahagia
di dalamnya.
Well, in the end, we
have to accept the reality. Tentang kita. Tentang kenyamanan yang pernah
tercipta, meski harus berakhir juga pada akhirnya.
Sampai bertemu nanti. Kalau Tuhan
mempertemukan kita lagi. But even its just a memory, would you say 'Hi' when you see
me?
*By the way, dulu pada masa kita, aku pernah menjaga rinduku dengan
kadar yang selalu sama setiap harinya, apakah kamu juga?
Categories:
Scenefiction
Ya Tuhan, nyesek sekali, mas :")
:') :'(
:(
yaampun, langsung keinget kenangan perasaan-perasaan yang cuma bisa disimpen dalam diam :(
Selalu sendu tulisannya. Kayak rangkuman pribadiku.huhuuu
Mas namara..
ijin share ya bang
Mas ara, tulisannya selalu membuar saya masuk ke dunia fiktif itu dan ikut merasakan apa yg dirasakan setiap tokohnya. Selalu jatuh hati dengan tulisannya
Ditunggu update terbarunya mas :)
Kalau ada waktu, boleh lho berkunjung ke blog saya di http://belantarasekar.blogspot.com. Saya juga suka nulis yang sendu-sendu, dan kadang terinspirasi dari postingan blognya mas namara, hehehe.
Buat teman-teman yang lain juga, silakan mampir ya :)
Selalu mendayu dan sendu :(
"hanya karena dua orang pada akhirnya tidak bersama, belum tentu keduanya tidak pernah saling jatuh cinta"