Di sore semacam ini, ketika udaranya tidak terlalu dingin dan tidak terlalu banyak angin, kita pernah bersama-sama menikmati kopi. Kamu bercerita tentang daerahmu di sana, aku bercerita tentang apa saja yang bisa membuatmu tertawa.

Di sore semacam ini, kita pernah membicarakan hubungan antara hujan dengan kenangan. Kamu berargumen bahwa hujan dan kenangan itu semacam saudara sepupu, kalau hujan datang, habis itu kenangan secara otomatis datang. Aku tidak setuju. Menurutku, itu hanya berlaku ketika seseorang sendirian, tidak berlaku jika seseorang dalam keramaian. Kita berdebat sekian lama, tapi tetap tertawa juga pada akhirnya. Tidak peduli apa hujan dan kenangan itu punya hubungan darah atau tidak, yang penting aku dan kamu bisa meluangkan waktu yang banyak.



Di sore semacam ini, kamu pernah mengisi waktuku dengan rasa yang tak menentu. Senang, gugup, nyaman, hangat, semua jadi satu. Apalagi kalau kamu tersenyum, lalu mengedip menggodaku. Itu bercanda, aku tahu. Tapi lagi-lagi, aku juga tahu kalau nanti malam aku akan sulit tidur setiap kali kamu melakukan itu. Aku tahu.


Di sore semacam ini, kita pernah terdiam tanpa melakukan apa-apa, tapi aku merasa bahagia di dalam dada.
 
Di sore semacam ini, aku pernah mengatakan kalau aku pernah mencintaimu, dulu. Dan kamu memarahiku, bertanya kenapa tidak mengatakannya dari dulu?! Kenapa mengatakannya setelah kamu berpasangan, begitu juga aku?! Aku tidak tahu. Mungkin dulu aku takut. Takut kalau kamu tidak menerimaku. Mungkin dulu aku pengecut. Takut kalau kamu di luar jangkauanku.



Lalu kamu diam. Hal yang paling menakutkan untukku karena aku tidak bisa membaca pikiranmu setiap kali kamu melakukan itu.

Di sore semacam ini, ketika udaranya tidak terlalu dingin dan tidak terlalu banyak angin, ada kamu di depanku adalah bahagiaku. Tapi sejak peristiwa itu, kamu hanya bagian dari ingatanku, mungkin begitu juga aku bagimu.

Bisa dibilang dulu, rindu adalah menunggu pagi datang lagi untuk bisa berbincang denganmu. Sekarang, rindu adalah kelebetan-kelebatan momen favoritku bersamamu di masa lalu terutama di sore semacam ini. Ya. Di sore semacam ini.

Jadi, aku hanya ingin mengatakan kalau setiap waktu di sore semacam ini, aku selalu teringat kamu.

Selalu.

 

Categories:

13 Responses so far.

  1. Seagate says:

    Tulisan-tulisan romantis khas Namarappucino, pasti bikin klepek-klepek cewek yang baca hehehe

    setelah sekian lama ngilang akhirnya bisa main ke sini lagi :)

  2. Dannesya says:

    aduh akang... sedih banget saya bacanya... #puk2

  3. Suci Mine says:

    manis dan dalam...
    saya tidak pernah merasa bosan... ^_^

  4. suka sekaliiii..
    kak Ara pinter banget ngerangkai kata^^


    vealde.blogspot.com

  5. Bikin tulisan : "Di Pagi Semacam Ini" rik. Ben semangat. Basit Abdullah (www.4newbloggers.blogspot.com)

  6. Terima kasih semuanya. :)

  7. Unknown says:

    Di malam saat hening menjelang, celoteh-celoteh yg kita ramu selalu menjadi penawar lelah. Semakin larut semakin tak kita temui ujungnya. Selalu itu yg aku rindukan di tiap malam hening.